Pessel, PE – Dua kapal nelayan dihantam badai di perairan Pesisir Selatan, Selasa (28/1/2020) sore. Akibatnya, 11 nelayan dilaporkan hilang.
Sebanyak 11 ABK (Anak Buah Kapal) yang hilang kontak di perairan Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan hingga, Minggu (2/2/2020) hingga saat ini masih belum bisa ditemukan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dua kapal tersebut yakni KMP Mitra Utama dengan 10 ABK yang semuanya dilaporkan hilang dan KMP Kasih Ibu dengan 13 ABK selamat, serta seorang hilang.
Asnedi selaku Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang melalui Humas Jody Harryawan mengatakan “Hingga saat ini masih terus dilakukan pencarian terhadap 11 ABK bersama tim gabungan terdiri dari Basarnas Padang, Satrol Air Padang Basarnas Bengkulu, BNPB, polisi, TNI AD, Dinas Perikanan dan Kelautan, tim kesehatan, Orari Pessel, nelayan dan masyarakat sekitar,” ujarnya, Minggu (2/2/2020).
“Satu itu kapal bagan KMP Mitra Utama dengan 10 ABK hilang kontak dan belum dapat ditemukan, sementara satu lagi kapal KMP Kasih Ibu, dengan 14 ABK, satu belum ditemukan, total semuanya ada 13 ABK ditemukan dengan selamat,” ujarnya.
Kejadian yang pertama menimpa KMP Mitra Utama pada Selasa lalu, sekitar pukul 15.00 WIB. Kapal yang membawa 14 ABK sekaligus nelayan ini biasanya kembali keesokan paginya, namun tak kunjung sampai.
Kapal ini terakhir berkomunikasi pada Rabu (29/1) pukul 03.00 WIB dan diperkirakan berada di perairan perbatasan Indropuro dengan Muko-muko, Bengkulu,” tutur Asnedi.
Namun, kapal pencari ikan ini pun dinyatakan hilang setelah Kamis (30/1/2020) lalu tak bisa lagi berkomunikasi. Ditambah lagi, kawasan di lokasi terakhir kontak kapal tersebut sedang ada badai.
“Kemarin tim sudah melakukan pencarian dan belum membuahkan hasil. Hari ini, tim sudah mendapatkan bantuan dari Bengkulu dan membagi lima area pencarian,” papar Asnedi.
Sedangkan untuk KMP Kasih Ibu, dilaporkan hilang pada Rabu siang, sesaat setelah kapal ini sampai di depan Muaro Aia Oba. Ada 14 orang ABK yang semuanya juga nelayan di atas kapal, seorang di antaranya hilang.
“Kapal ini juga dihantam badai saat akan merapat ke dermaga. Kapal mereka terombang-ambing, beruntung diselamatkan oleh kapal lain yang berada di sekitar lokasi. Seorang hilang, lainnya selamat,” jelas Asnedi.
Untuk kejadian pertama dan kedua, disebut berjarak lebih dari 11 mil. Oleh karena itu, dibentuk tim yang terdiri dari Basarnas Padang, Basarnas Bengkulu, Polisi, Satrol Air Padang, TNI AD, Dinas Perikanan dan Kelautan, tim kesehatan, Orari Pessel, nelayan dan masyarakat sekitar, ujarnya.
TIM SAR saat ini masih terus berusaha untuk melakukan pencarian hingga menurunkan satu unit Helikopter jenis Bell 412 EP milik BNPB, KN 213 Bengkulu.
Lalu dibantu dengan kapal KRI Kala Hitam, KN Tenggiri (DPK), Rib 02 Bengkulu, Rib 02 Padang, perahu karet, perahu nelayan, rescue carrier, motor trail dan PAL Medis.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit yang berada di Air Haji, sejak hari Sabtu, 1 Februari 2020, mengatakan Basarnas dan Tim Penyelamat gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap 10 nelayan ABK Kapal Mitra Utama. Disebutkan Nasrul, ke-10 nelayan merupakan warga Pessel, dari Kecamatan Linggo Sari Baganti, Sutera dan Koto XI Tarusan.
Nasrul Abit saat ini berada di Air Haji, juga bersama Ketua Komisi V DPRD Sumbar Yusuf M Abit, Kadis Perikanan dan Kelautan Sumbar Yosmeri, Basarnas Sumbar Dul Rahmat dan pejabat lainnya.
“Kita kerahkan semua potensi yang ada untuk pencarian. Bahkan pagi ini satu helikopter datang membantu tim penyelamat,” kata Nasrul Abit.[dya]