Satu Lagi Pengurus Partai Nasdem Tanah Datar Undur Diri, Ini Penjelasannya

130

Padangexpo.com, Tanah Datar-Nadira Mardison, S.PD., M.H selaku Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan dari DPD Nasdem Tanah Datar, yang juga merupakan caleg dari Partai Nasdem beberapa waktu yang lalu resmi mengundurkan diri dari partai tersebut, Selasa (17/9). Surat pengunduran diri di antar langsung oleh Nadira Mardison yang akrab di panggil Bunda Nadira. Pada penjelasannya, Bunda Nadira menyampaikan bahwa pengunduran dirinya ini sebenarnya sudah lama ingin di lakukannya.

“Ini sudah lama saya berniat untuk mundur dari Nasdem, hal ini memang dikarenakan pindahnya Kk Richi sebagai Ketua DPD, yang langsung terang-terangan mengatakan bahwa perpindahannya ke Nasdem untuk mencalonkan diri sebagai calon Bupati 2024, hal ini berarti kakak RA akan berhadapan langsung dengan EP.
Dan sudah pasti akan menimbulkan dampak tidak baik bagi saya, karena EP yang merupakan anak saya ( mantan murid di SMP) yang juga akan mencalonkan diri sebagai calon Bupati. Karena jika saya berada di partainya RA, secara tidak langsung saya dianggap pasti mendukung RA, mesti masih Pileg, namun karena beberapa hal, pengunduran diri ini masih belum bisa dilaksanakan, mengingat berkas pencalonan sudah masuk, serta permintaan dari beberapa Parpol lain sudah ditolak,” papar Bunda Nadira.

“Akhirnya apa yang saya khawatirkan itu memang terjadi, dimana masyarakat memang menebarkan issu bahwa Nadira Mardison adalah pendukung RA, tidak mendukung EP.
Issu ini di gulirkan terus, bahkan ada yang bicara terus terang menyatakan dan mempertanyakan kepada saya sehingga memang betul terbukti bahwa ternyata Pemilih LBU tidak memilih saya, yang dapat dilihat dari hasil perolehan suara pada Pileg tersebut,” lanjutnya.

Kemudian, Bunda Nadira menjelaskan lebih dalam lagi bahwa hari ini sudah jelas bahwa RA berhadapan head to head dengan EP. Hal ini yang mengharuskan saya harus mengundurkan diri dari kepengurusan dan sekaligus anggota Partai Nasdem.

BACA JUGA :  Dewan Adat dan Kerajaan di Sulawesi Selatan Beri Gelar Adat Kepada Kapolri

“Ini saya lakukan guna membuktikan kepada semua masyarakat Lintau bahwa saya akan tetap perjuangkan Anak Nagari Lintau, apapun penilaian masyarakat Lintau terhadap saya.
Adapun alasan saya mundur dari Nasdem jelas, karena saya berasal dari Lintau yang mesti dukung orang Lintau.
Jadi bukan karena benci ke RA,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Bunda Nadira juga menjelaskan satu hari menjelang pileg sudah ingin mengundurkan diri namun dari pendapat beberapa rekan akhirnya saya tunda lagi.

“Begitu rumitnya ketika saya di anggap tidak mendukung Eka Putra. Padahal Eka Putra di Pilkada sementara saya di legislatif pada saat itu, sangat jauh bedanya. Legislatif itu pribadi. Mungkin itu pemikiran mereka tentang politik sementara saya di sini sebagai korban. Dan terbukti suara saya memang tidak ada, memang hilang. Itulah politik, tapi Alhamdulillah mungkin Allah punya cara lain untuk menunjukkan ke saya langkah selanjutnya. Saya sekarang bisa tegak lurus,” lanjutnya.

Ketika di tanya tentang kepemimpinan dari Richi Aprian, Bunda Nadira menjelaskan bahwa Kak Richi itu orangnya terlalu baik, lugu, belum ngerti apa-apa sehingga dia di motori oleh orang-orang yang punya kepentingan politik.

“Kak Richi itu menurut saya adalah korban, karena dia itu masih kosong baik secara manajemen maupun politik. Sehingga ia masih belum ngerti apa yang semestinya dia lakukan sebagai Ketua DPD terhadap calon Legislatif. Dimana RA sibuk mempersiapkan pencalonannya sebagai Bupati, sementara Caleg berjalan secara pribadi- pribadi. Nasdem selama kepemimpinan Richi Aprian terasa kurang ada demokrasi, biasanya segala sesuatunya keputusan dihasilkan melalui musyawarah dengan anggota dan pengurus tentang apapun itu. Akan tetapi semenjak kepemimpinan RA, banyak dilakukan melalui perintah atau himbauan di WA Group saja,” jelas Bunda Nadira.

BACA JUGA :  Menteri PPPA Apresiasi Langkah Kapolri Bentuk Direktorat PPA dan PPO

Juga di Nasdem tidak ada pemerataan. Ada anggota yang di anak emaskan dan ada anggota yang tidak di anggap. Itu yang terjadi.

“Itu sebetulnya bukan konsepnya Richi tapi itu perlakuan-perlakuan yang di lakukan di dalam dan akhirnya yang saya lihat akhirnya saya merasa Richi Aprian ini menjadi korban. Ini menurut saya, dan ini cara pandang saya ke kepemimpinan Richi Aprian. Contoh, kepengurusan SPPT. Untuk kepengurusan SPPT itu di kerjakan oleh LO, namun saya mengurus sendiri di bantu tukang ojek sementara yang lain di urus oleh LO. Itu yang terjadi,” tuturnya.

Terakhir, Bunda Nadira juga mengatakan kalau semua yang di lakukan itu tidak pernah ada koordinasi dan duduk bersama.

“Saya berharap semoga Nasdem ini berjalan lebih baik lagi kedepannya ketika pertamakali saya masuk dibawah kepemimpinan kakak Nova Hendria. Dimasa NH ada rasa kekeluargaan, demokrasi dan transparansi yang jelas.
Maka, untuk masa yang akan datang, jika kerikil-kerikil itu tidak di buang, akan tetap sama Nasdem kedepannya nanti,” ucap Bunda Nadira.

“Dan satu lagi, dalam pencalonan Eka Putra, apapun yang terjadi, Eka Putra itu akan saya perjuangkan, walaupun mungkin Eka Putra agak sedikit kecil hati karena saya memilih Nasdem pada saat itu, tapi Eka Putra itu tetap anak saya, dan saya akan berjuang untuknya, sama seperti pencalonan yang dahulu” pungkas Nadira Mardison. (Dwi)