Tanah Datar,PE – Remaja Tanah Datar Comunity (RTDC) merupakan komunitas yang terdiri dari kumpulan para remaja SMP dan SMA se Kab. Tanah Datar yang selalu melakukan aksi sosial di berbagai nagari yang ada di Tanah Datar.
Seperti yang dilakukan kemaren, Minggu 5/1/20 di Nagari Simabur, melaksanakan aksi sosial dengan membersihkan masjid Tanjung Limau dan mushala hingga bersih dan tuntas.
Zulbahri, Walinagari Simabur menyampaikan rasa terimakasih dan bangga apa yang telah dilakukan oleh anak-anak tersebut. “Kegiatan ini sangat positif. Aksi sosial yang boleh dikatakan jarang dilakukan oleh anak-anak se usia mereka. Iklas, tanpa pamrih dan hasilnya benar-benar bersih. Patut di apresiasi dan kalau bisa terus dipertahankan dan dikembangkan. Apalagi komunitas ini berjalan dengan sukarela, kami berharap agar sekiranya bisa menjadi atensi bagi pemerintah daerah karena yang dilakukan anak-anak ini nilainya sangat positif,” ujar Zulbahri ditengah-tengah kesibukannya gotong royong bersama RTDC.
Putra Mulya, selaku ketua komunitas RTDC yang juga berstatus sebagai pelajar kelas 11 di SMK Muhammadiyah Batusangkar menjelaskan bahwa komunitas ini terdiri dari hampir seluruh anggotanya berasal dari SMP dan SMA se Tanah Datar. “Anggota kami ada ratusan orang, pak. Namun yang masih aktif hingga saat ini ada sekitar 150 orang dari berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Kegiatan kami dalam sebulan dua kali, hanya hari Minggu dimana hari itu kami libur sekolah. Sudah beberapa kali kami melakukan aksi bersih-bersih, mulai dari tempat ibadah, pasar, drainase bahkan rencana kami kedepannya danau yang akan kami survei. Melihat tingkat polusinya, danau Singkarak memang butuh untuk di bersihkan. Kami berangkat dari kesadaran dan iklhas pak,” tutur Putra yang asli Jorong Baduih, Nagari Simawang.
Anggit Dwi Prayoga, pembina dari komunitas RTDC ini pun menambahkan bahwa apa yang dilakukan anak-anak ini patut menjadi contoh dan sangat positif. “Setidaknya apa yang mereka lakukan bisa menghindarkan mereka dari kegiatan yang tidak bermanfaat. Tinggal bagaimana kita khususnya pemerintah daerah mengatensi dan mengapresiasi kinerja mereka. Komunitas ini lahir dari kesadaran mereka berlingkungan. Dan semuanya berangkat dari kesamaan dan hobi untuk melakukan aksi sosial. Ini merupakan fenomena yang langka bagi kita melihat anak seusia mereka lebih cenderung melakukan kegiatan untuk diri sendiri. Namun dalam hal berkomunitas, mereka masih banyak kekurangan, dan masih butuh bimbingan agar kegiatan ini dan RTDC tetap eksis di Tanah Datar,” pungkas Anggit.(Dwi)