Bukittinggi, Padang Expo
Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi Sumatera Barat Fauzi Bahar melantik dan mengukuhkan kepengurusan IPSI Kota Bukittinggi periode 2020-2024. Acara tersebut dihadiri oleh Walikota yang diwakili Disparpora Kabid Pariwisata dan Olahraga, unsur Forkopimda Ketua KONI Bukittinggi, Tuo Silek, Ninik Mamak, dan tamu undangan dari perwakilan IPSI seluruh kota/kabupaten di Sumatera Barat serta tamu undangan lainnya, di Istana Bung Hatta Bukittinggi. Sabtu (19/12).
Ketua IPSI terpilih Kota Bukittinggi Herman Sofyan, SE Dt. Sidi Bandaro dalam sambutannya menyampaikan, ditunjuknya kami sebagai Ketua IPSI Kota Bukittinggi untuk kedua kalinya merupakan amanah yang sangat besar. terpilihnya kami selaku ketua adalah sebagai koordinasi dari beberapa perguruan silat yang ada di Bukittinggi melalui Muscab IPSI Bukittinggi bulan Agustus yang lalu di Aula Gedung DPRD Kota Bukittinggi.
Silat merupakan beladiri tradisonal yang sudah mendapat pengakuan/pengesahan dari Unesco pada 12 Desember 2019 yang lalu, bahwa silat sebagai cagar budaya tak benda. Untuk itu seni beladiri silat ini harus kita pertahankan dan dikembangkan sehingga menjadikan pencak silat sebagai tuan rumah dinegerinya sendiri.
Pembinaan atlet Silat menjadi tanggungjawab kita bersama. Oleh sebab itu, IPSI akan bekerja sama dengan pemerintah Kota Bukittinggi melalui Disparpora dan Disdikbud untuk mengembangkan pencak Silat, mohon dibantu dalam hal dukungan dan bantuan dana melalui penganggaran, apalagi kita akan akan menggelar Iven Festival Silat Tradisonal Nusantara dan Internasional pada tahun 2021 mendatang di Kota Bukittinggi ini,”ujar Herman Sofyan.
Herman Sofyan, mengatakan, untuk kemajuan IPSI di Bukittinggi ini, saya pribadi akan mengerahkan dana Pokir untuk pembinaan IPSI di Bukittinggi kepada 5 perguruan silat setiap tahun. Artinya kelima perguruan, setiap satu perguruan yang telah resmi terdaftar di IPSI Kota Bukittinggi akan kita sokong dana dari pokir anggota DPRD Kota Bukittinggi,”kata Herman Sofyan yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Bukittinggi ini.
Ketua KONI Kota Bukittinggi Dhipa Arkendi menyampaikan, apresiasi atas dilaksanakannya pengukuhan pengurus IPSI Kota Bukittinggi yang baru ini, karena organisasi itu merupakan suatu kerja bersama dan pengukuhan merupakan legalitas dari keberadaan organisasi sehingga semua pengiat olahraga mengakui keberadaan organisasi itu.
Pembinaan merupakan tanggunjawab insan-insan olahraga dalam membina generasi muda Indonesia melalui olahraga seperti yang diamanatkan oleh UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dimana olahraga menjadi organ penting dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya melalui olahraga.
Generasi muda ini dibentuk dengan olahraga akan menjadi berkarakter, jujur dan sportif. Bukan hanya mencari prestasi tapi membina generasi muda Indonesia melaui olahraga. Tentu saja Silat salah satunya menjadi pioner dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
“Kami berharap, IPSI Kota Bukittinggi dibawah kepemimpinan Herman Sofyan yang cukup punya kekuatan, tidak banyak cabang olahraga yang ketuanya bisa menjadikan anggaran-anggaran seperti dana pokir. Karena kita tahu sendri, karena anggaran olahraga ini sangat terbatas untuk bisa membangun prestasi Bukittinggi.
Mudah-mudahan harapan kita bersama, IPSI Kota Bukittinggi menjadi sesuatu kekuatan bahkan menjadi motor dari kontingen olahraga Bukittinggi menuju Porprov Sumbar tahun 2022 nanti,”ujar Dhipa Arkendi.
Sementara itu, Ketua IPSI Provinsi Sumatera Barat Fauzi Bahar dalam sambutannya juga mengatakan, atlet Silat Kota Bukittingi telah berhasil mengukir berbagai prestasi sejak dulu Kota Bukittinggi terkenal sebagai lumbung atlet silat di Sumatera Barat, selain berprestasi di tingkat Sumatera Barat dan kancah nasional bahkan sampai ke mancanegara.
“Ditambah lagi dengan bentuk perhatian dari pengurus KONI Kota Bukittinggi supaya maksimal dalam memberi perhatian pada seluruh program IPSI Kota Bukittinggi guna meningkatkan perolehan medali emas seperti dulunya oleh atlet silat jauh lebih baik lagi kedepannya,”kata Fauzi Bahar.
Fauzi Bahar menyebutkan, dalam Silat di Minangkabau dikenal juga istilah Silat duduk dan Silat berdiri, yang dimaknai dengan Silat berdiri sebagai olahraga, sementara Silat duduk adalah Silat untuk menimba ilmu agama. Silek Lahia pancari kawan, dan Silek Batin pancari Tuhan.
Jika pengembangan beladiri Silat telah dimulai sejak usia dini kepada anak-anak generasi penerus kita, “Insya Allah mereka akan terhidar dari buruknya pengaruh global seperti Narkoba, Judi dan hal negatif lainnya,”sebut Fauzi.
Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias yang diwakili oleh Kabid Pariwisata dan Olahraga, Wajidi mengatakan bahwa Bukittinggi adalah lumbung atlet silat. Sebab, sejak dahulu nenek moyang kita sudah memelihara olahraga pencak silat. Pencak silat merupakan bagian kehidupan masyarakat Bukittinggi, ungkapnya.
Pemerintah Kota Bukittinggi juga akan terus memberikan perhatian untuk kemajuan IPSI Kota Bukittinggi agar terus mengukir prestasi yang lebih baik lagi,”kata Wajidi. (rahmi/f)