| padangexpo.com
Abstrak
Kesehatan merupakan hal terpenting yang diperlukan oleh tubuh manusia. Dalam upaya peningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan, diperlukan suatu usaha yang mana usaha tersebut meliputi peningkatan kesehatan masyarakat baik fisik maupun non-fisik. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada balita dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat antibodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Penting bagi apoteker untuk bekerja sama dengan departemen kesehatan dan praktisi setempat. Apoteker harus membantu pasien mereka dalam memelihara rumah medis untuk membantu memastikan penyediaan yang memadai dari berbagai layanan pencegahan dan terapeutik. Dengan menganjurkan vaksin yang aman dan efektif, apoteker dapat menjadi kontributor utama kesehatan di tingkat individu dan populasi. Manfaat gabungan dari imunisasi individu membuat apoteker menjadi kuat dan efektif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di komunitas mereka.
Keywoard: immunization, preventif healt, pharmaceutical care
Pendahuluan
Kesehatan merupakan hal terpenting yang diperlukan oleh tubuh manusia. Dalam upaya peningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan, diperlukan suatu usaha yang mana usaha tersebut meliputi peningkatan kesehatan masyarakat baik fisik maupun non-fisik. Dalam rangka mencapai hal tersebut diselenggarakan pembangunan nasional di semua bidang kehidupan termasuk kebijakan pada bidang kesehatan sebagai suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh dan sistematis (Diyan & Susi, 2017)
Kesehatan yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Negara Republik Indonesia menjamin tersedianya sarana dan prasarana kesehatan sebagai mana tertuang dengan tegas dalam Pasal 28H ayat (1) Undang –Undang Dasar 1945 bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” (Dwi & Nur, 2018)
Untuk dapat mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan seperti pemberian imunisasi (Truong, et al, 2010).
Pembahasan
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada balita dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat antibodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut imunisasi alamiah, sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan antigen yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin (Truong, et al, 2010).
Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat antibodi yang dimasukkan kedalam tubuh melalaui suntikan seperti vaksin BCG, Hepatitis, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti Polio. Tujuan pemeberian imunisasi adalah balita menjadi kebal terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PDI) sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
Pedoman Advokasi Imunisasi Berbasis Apotek
- Pencegahan
Apoteker harus melindungi kesehatan pasiennya dengan menjadi pendukung vaksin.
Apoteker harus mengadopsi salah satu dari tiga tingkat keterlibatan dalam advokasi vaksin:
Apoteker sebagai pendidik (memotivasi masyarakat untuk diimunisasi)
Apoteker sebagai fasilitator (menampung orang lain yang mengimunisasi)
Apoteker sebagai imunizer (melindungi orang yang rentan, sesuai dengan hukum negara).
Apoteker harus memfokuskan upaya imunisasi mereka pada penyakit yang merupakan sumber utama kematian yang dapat dicegah di antara masyarakat Amerika, seperti infeksi influenza, pneumokokus, dan hepatitis B.
Apoteker harus secara rutin menentukan status imunisasi pasien, kemudian merujuk pasien ke penyedia imunisasi lain yang sesuai.
Apoteker harus mengidentifikasi pasien berisiko tinggi yang membutuhkan vaksin yang ditargetkan dan mengembangkan jadwal imunisasi yang sesuai.
Apoteker harus melindungi diri mereka sendiri dan mencegah infeksi pasien mereka dengan diimunisasi sendiri secara tepat.
- Kemitraan
Apoteker yang memberikan imunisasi melakukannya dalam kemitraan dengan komunitas mereka.
Apotekerharus mendukung tujuan advokasi imunisasi dan program pendidikan departemen kesehatan lainnya di kota, kabupaten, dan negara bagian mereka.
Apoteker harus bekerja sama dengan pemberi resep komunitas dan departemen kesehatan.
Apoteker harus membantu pasien mereka dalam memelihara rumah medis, termasuk perawatan seperti pemberian imunisasi.
Apoteker harus berkonsultasi dan melaporkan pemberian imunisasi, jika sesuai, kepada penyedia layanan primer, register imunisasi negara bagian, dan pihak terkait lainnya.
Apoteker harus mengidentifikasi pasien berisiko tinggi di rumah sakit dan institusi lain dan memastikan bahwa vaksinasi yang tepat dipertimbangkan sebelum keluar atau dalam perencanaan pulang.
Apoteker harus mengidentifikasi pasien berisiko tinggi di panti jompo dan fasilitaslain dan memastikan bahwa vaksinasi yang diperlukan dipertimbangkan baik saat masuk atau dalam tinjauan rejimen obat.
- Kualitas
Apoteker harus mencapai dan mempertahankan kompetensi untuk mengelola imunisasi.
Apoteker harus memberikan vaksin hanya setelah dilatih dengan benar dan dievaluasi dalam epidemiologi penyakit, karakteristik vaksin, teknik injeksi, dan topik terkait.
Apoteker harus memberikan vaksin hanya setelah dilatih dengan benar dalam tanggap darurat untuk kejadian buruk dan harus menyediakan layanan ini hanya di tempat yang dilengkapi dengan epinefrin dan perlengkapan terkait.
Sebelum imunisasi, apoteker harus menanyai pasien dan / atau keluarganya tentang kontraindikasi dan menginformasikan kepada mereka secara spesifik tentang risiko dan manfaat imunisasi.
Apoteker harus menerima pendidikan dan pelatihan tambahan tentang rekomendasi, jadwal, dan teknik imunisasi terkini setidaknya setiap tahun.
- Dokumentasi
Apoteker harus mendokumentasikan imunisasi secara lengkap dan melaporkan kejadian yang signifikan secara klinis secara tepat.
Apoteker harus menyimpan catatan imunisasi terus-menerus dan menawarkan catatan imunisasi pribadi kepada setiap pasien dan penyedia layanan primernya jika memungkinkan.
Apoteker harus melaporkan kejadian buruk setelah imunisasi kepada penyedia layanan primer yang sesuai dan ke Sistem Pelaporan Kejadian Merugikan Vaksin (VAERS).
5.Pemberdayaan
Apoteker harus mendidik pasien tentang imunisasi dan menghormati hak pasien.
Apoteker harus mendorong penggunaan vaksin yang tepat melalui kampanye informasi untuk praktisi perawatan kesehatan, pemberi kerja, dan publik tentang manfaat imunisasi.
Apoteker harus mendidik pasien dan keluarganya tentang imunisasi dalam istilahyang mudah dipahami.
Sebelum imunisasi, apoteker harus mendokumentasikan pendidikan pasien yang diberikan dan persetujuan yang diperoleh, sesuai dengan hukum negara bagian.
Salah satu kasus yang lagi maraknya terjadi yaitu virus Covid-19, upaya pemerintah dalam menanggulangi kasus ini yaitu dengan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak). Dan dengan pemberian Vaksin kepada masyarakat. Apoteker memiliki 3 peranan penting dalam menyukseskan program vaksinasi COVID-19 yang dilaksanakan pemerintah. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Ikatan Apoter Indonesia (PP IAI), Nurul Falah Eddy Pariang, dalam sambutan Webinar ke 73 kemarin (12/12/2020).
Peran apoteker yang bekerja di Industri Farmasi tertentu tentunya memiliki tanggungjawab dalam menyediakan vaksin, baik itu impor atau produksi sendiri.Peran bagi apoteker di Industri terkait vaksinasi COVID-19 adalah bertanggungjawab dalam penyaluran rantai vaksin agar kualitas vaksin tetap terjaga. Yang paling utama tentunya bagi apoteker di bidang pelayanan yang berperan langsung dalam melayani kepada masyarakat bekerjasama dengan tenaga medis dan kesehatan lainnya, tanggung jawab apoteker adalah untuk memastikan vaksin COVID-19 aman, berkhasiat, dan menjaga mutu vaksin (Dwi & Nur, 2018)
Peran yang kedua adalah komunikasi vaksinasi kepada masyarakat yang baik berbasis fakta ilmiah agar masyarakat termotivasi untuk divaksinasi. Peran ketiga bagi apoteker di pelayanan adalah ikut serta melaporkan apabila adanya kejadian ikutan pasca vaksinasi(Truong, et al, 2010).
Kesimpulan
Penting bagi apoteker untuk bekerja sama dengan departemen kesehatan dan praktisi setempat. Apoteker harus membantu pasien mereka dalam memelihara rumah medis untuk membantu memastikan penyediaan yang memadai dari berbagai layanan pencegahan dan terapeutik. Dengan menganjurkan vaksin yang aman dan efektif, apoteker dapat menjadi kontributor utama kesehatan di tingkat individu dan populasi. Manfaat gabungan dari imunisasi individu membuat apoteker menjadi kuat dan efektif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di komunitas mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Diyan Indriyani, Susi Wahyuning Asih. (2017). Persepsi Ibu Muda dan Keluarga Tentang Pemberian Imunisasi (Pendekatan Maternal Sensitivity Models Berbasis Keluarga). Jurnal Kesehatan Vol.5.No.1. April 2017.
Dwi Faqihatus Syarifah Has, Nur Cahyadi. (2018). Pengembangan Sistem informasi Surveilans Imunisasi. Jurnal Link, e-ISSN 2461-1077.
Hartaty, Maria Kurni Menga. (2019). Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pada Bayi (Mother’s Knowledge Of Immunization in Infans). Jurnal Ilmiah kesehatan Vol.1. No.1 , Agustus 2019.
https://farmasetika.com/2020/12/13/pp-iai-apoteker-berperan-penting-sukseskan-vaksinasi-covid-19/
Truong, H. A., Bresette, J., L., Seller, J.A. (2010). The pharmacist in public
health :Education, Applications, and Opportunities. American Pharmacists Association.
Penulis :
Rahmi Anova, Ravi Putra Mukhni, Triza Wulandari
Vicky Buana, dan Diza Sartika
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Perintis Indonesia
Email Korespondensi:
rahmianova1234@gmail.com