Debat Kusir VS Debat Berkualitas di Media Sosial

29

Oleh: Inoki Ulma Tiara

Tulisan berawal dari perdebatan di WAG (whatsapp group) Tanah Datar antara pendukung dengan pengkritik dan pembenci Eka Putra SE, MM sebagai bupati Tanah Datar. Para pengkritik dan pembenci Eka Putra melabeli orang-orang yang mendukung dan membela Eka Putra dengan kata penjilat (panjilek) dan dayang-dayang.

Kata-kata penjilat tidak nyaman didengar karena seakan-akan pendukung Eka Putra tidak punya pemikiran dan harga diri karena menyelamatkan pundi-pundi keuangannya dengan tuduhan dapat proyek dan lain sebagainya. Apalagi kata dayang-dayang mengasumsikan perempuan tidak bersuara dan patuh.

Penjilat dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai orang yang suka berbuat sesuatu untuk mencari muka (mendapat pujian). Asumsinya setiap pembelaan dan penyampain kebenaran yang disampaikan oleh pendukung Eka Putra adalah untuk mencari muka atau pujian dari Eka Putra. Sedangkan Dayang-dayang menurut KBBI diartikan gadis pelayan istana yang melayani raja dengan seluruh kebutuhannya. Kata dayang-dayang dialamatkan kepada pendukung Eka Putra yang jelas laki-laki.

Disisi lain pengkritik dan pembenci Eka Putra menyampaikan argumentasi mengkritisi dan menyerang tersebut untuk memperbaiki Tanah Datar dan sebagainya. Pengkritik serta pembenci ini mempunyai bakal calon bupati yang mereka bela dan elu-elukan juga tetapi mereka mengangap diri mereka tidak menjilat tetapi menyampaikan kebenaran.

Kata-kata penjilat dan dayang-dayang memicu berbalas kata-kata kasar mulai dari cari makan, Bencong, Otak kosong, plin plan, panaik darah, Tangguak rapek, mada, cangok Piti, mengharapkan jabatan, serta menghalalkan segala cara, sehingga berakhir dengan debat kusir yang tidak berujung tanpa kesimpulan dan makna.

Sudahlah berhenti caci maki, ganti dengan perdebatan ide dan gagasan untuk merubah Tanah Datar lebih baik. Ketika ada permasalahan yang dianggap tidak bisa di selesaikan Eka Putra sampaikan ide dan gagasan serta solusinya sesuai kemampuan peng-anggaran dan regulasi yang ada sehingga menjadi referensi baru bagi pemerintahan Eka Putra atau menjadi visi misi bagi bakal calon bupati yang didukung oleh pengkritik dan pembenci yang akan berkompetisi dengan Eka Putra. Pertarungan ide dan gagasan akan mencerdaskan masyarakat kabupaten Tanah Datar khususnya anggota group whatapps Tanah Datar.

BACA JUGA :  Penyalahgunaan Benzodiazepin pada Penderita Depresi

Eka Putra SE, MM sebagai bupati masa periode 2021-2024 maju kembali menjadi calon bupati Pilkada 27 November 2024, Eka Putra SE, MM memastikan melanjutkan dan perbaikan atas apa yang dilakukan selama ini. Richi Aprian SH, MH sampai hari belum bicara tentang program atau visi misinya sebagai bakal calon bupati, tetapi pendukungnya menyerang hampir semua kebijakan Era Baru (pasangan Eka Putra dengan Richi Aprian), seluruh kegiatan bupati dilihat sebagai ajang cari suara dan dukungan tanpa melihat dampak baiknya bagi masyarakat, serta masih fokus pada isu Wabub terzalimi. Sedangkan H. Suherman sudah lebih maju dengan ide dan gagasan baru walaupun belum terkonsep dan terukur, seperti berita (Emer and Bakhtiar 2024) H. Suherman menawarkan pemikiran tentang pupuk gratis dan stand by alat berat perkecamatan.

Ide dan gagasan calon bupati Tanah Datar untuk Pilkada 24 November 2024 harus disampaikan sehingga diketahui dan diuji bersama oleh masyarakat Tanah Datar di ranah dan di rantau, sesuai dengan pepatah Minangkabau:
Nan hitam tahan Tapo
Nan putiah tahan sasah
Nana bana tahan bandiang

Maksud pepatah Minangkabau di atas adalah bahwa kebenaran harus berdasarkan fakta (dicaliak nampak rupo, kok bunyi dapek didanga), malawan mamak jo kabanaran, malawan guru jo pituah (dalil atau teori), Sehingga diharapkan perdebatan di media sosial mulai WhatsApp group Tanah Datar, Facebook dan Instagram berubah menjadi berdebat dengan ide dan gagasan berdasarkan data, dalil dan pemaknaan tanpa caci maki. Media sosial adalah wadah menyampaikan ide dan gagasan dengan berbagai argumentasi bukan wadah untuk saling mencaci dan memaki sehingga menimbulkan perpecahan diantara kita sesama anak bangsa sekaligus warga Tanah Datar.

BACA JUGA :  Peranan Orang Tua Terhadap Remaja dalam Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA

Referensi
Emer, and Danau Bakhtiar. 2024. “Balon Bupati Tanah Datar, Butuh Petani Pupuk Gratis, Bukan Bajak Gratis.” Marapi Post.